Warnaitu berasal dari bayangan hutan, tanaman, bunga-bunga, dan langit di sekitar telaga. Namun orang mengatakan, warna-warna itu berasal dari kalung Putri yang tersebar di dasar telaga. Comments comments Tags: anak nakal, asal usul, cerita anak, danau telaga, Jawa Barat, kerajaan, legenda
Keunikankhas yang menyertainya yaitu permukaan airnya yang dapat berubah-ubah warnanya. Warna yang terlihat di danau tersebut berasal dari bayangan tanaman di sekitar telaga dan juga berbagai jenis tanaman ganggang yang ada di dalam telaga. Karena bayangan itulah, telaga ini disebut dengan telaga warna.
TelagaWarna juga memiliki banyak legenda tentang asal mulanya, mulai dari pakaian putri dan ratu yang terbang ke telaga, cincin bangsawan, hingga kalung putri raja. Beberapa masyarakat percaya bahwa asal-usul Telaga Warna berasal dari seorang putri dan ratu yang suatu hari memutuskan untuk mandi di sebuah telaga.
Dihari yang cerah, kita bisa melihat danau itu penuh warna yang indah dan mengagumkan. Warna itu berasal dari bayangan hutan, tanaman, bunga-bunga, dan langit di sekitar telaga. Namun orang mengatakan, warna-warna itu berasal dari kalung Putri yang tersebar di dasar telaga.
TMBC2. Dieng - Memiliki air yang dapat berubah ubah warnanya di kala siang hari, membuat Telaga Warna menjadi hal menarik untuk dibahas. Bagaimana sih asal mula Telaga Warna?Objek wisata yang berada di kawasan Dataran Tinggi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah ini berada di ketinggian 2000 Mdpl dan dikelilingi oleh bukit tinggi yang menambah pesona dari Telaga Warna yang memang sudah warna pantulan air yang cukup banyak, mulai dari kuning, biru, hijau atau terkadang seperti pelangi. Telaga Warna juga memiliki banyak legenda tentang asal mulanya, mulai dari pakaian putri dan ratu yang terbang ke telaga, cincin bangsawan, hingga kalung putri raja. Beberapa masyarakat percaya bahwa asal-usul Telaga Warna berasal dari seorang putri dan ratu yang suatu hari memutuskan untuk mandi di sebuah Warna Dieng Foto Aldi Sanjaya Putra/d'TravelerSaat sudah menanggalkan dan menggantung pakaiannya di sebuah pohon, tiba tiba datang angin kencang yang menerbangkan pakaian sang putri dan ratu ke warna air telaga menjadi sesuai dengan warna pakaian yang dikenakan sang ratu dan itu terdapat legenda yang mengatakan bahwa warna air yang berubah ubah di telaga warna disebabkan dari sebuah cincin bangsawan yang jatuh ke dalam telaga. Karena cincin yang jatuh dianggap sangat 'sakti' maka itu membuat warna air telaga dapat berubah juga sering memantaskan drama Telaga Warna yang berkisah tentang Putri Gilang Rukmini yang diberikan hadiah kalung untuk ulang tahunnya yang ke-17 namun sang putri malah tidak suka dan membuang hal tersebut, membuat permaisuri dan rakyat menangis melihat tingkal laku putrinya, bersamaan dengan itu tiba tiba muncul mata air yang tiada henti hingga menenggelamkan kerajaan hingga menjadi Telaga Warna karena pantulan dari permata kalung sang secara ilmiah pergantian warna air dari Telaga Warna disebabkan karena kandungan sulfur yang terdapat di telaga ini cukup tinggi. Sehingga saat matahari menyinari permukaan telaga maka pantulan warna airnya akan nampak berwarna warni. Simak Video "Terjebak di Tengah Jalur, Rintangan Saat Naik Gondola di Dieng" [GambasVideo 20detik] pin/ddn
Di Indonesia ada dua telaga warna yang menjadi salah satu tempat wisata populer. Yakni telaga warna puncak Bogor Jawa Barat dan telaga warna Dieng Wonosobo Jawa Tengah. Artikel ini akan menceritakan legenda telaga warna puncak Bogor Jawa Barat. Asal mula telaga warna merupakan contoh cerita fiksi yang cukup melegenda di kalangan masyarakat Jawa Barat. Dalam cerita ini banyak pesan moral yang dapat kita ambil hikmahnya. Bagaimana asal usul telaga warna di Jawa Barat? Berikut kisahnya. Keinginan Raja dan Ratu untuk Memiliki AnakRaja dan Ratu Bertapa Agar Memiliki AnakKelahiran Putri RajaHadiah untuk Sang PutriAsal Mula Telaga WarnaUnsur Intrinsik Asal Mula Telaga WarnaTemaTokoh dan PerwatakanAlurLatarSudut PandangAmanat / Pesan MoralFakta Menarik Telaga WarnaMenjadi Tempat WisataPenjelasan Ilmu Sains Tentang Perubahan Warna TelagaPenutup Keinginan Raja dan Ratu untuk Memiliki Anak Pada zaman dahulu, di Provinsi Jawa Barat terdapat sebuah kerajaan yang tenang dan makmur. Rakyatnya makmur dan sejahtera karena di pimpin seorang raja dan ratu yang bijaksana. Kerajaan tersebut bernama Kerajaan Kutatanggeuhan. Nama Raja Kutatanggeuhan adalah Prabu Suwartalaya. Nama ratu kerajaan tersebut adalah Ratu Purbamanah. Namun, kesenangan rakyatnya tidak sama dengan Raja dan Ratu. Hingga saat ini, Raja dan Ratu belum memiliki anak. Hal inilah yang menjadikan keduanya tidak bahagia, meskipun memimpin kerajaan yang makmur dan sejahtera. Sering kali Raja melihat Ratu menangis karena mendambakan seorang anak. Tentu saja keadaan ini membuat Raja sedih. Sebenarnya Prabu Suwartalaya dan Ratu Purbamanah sudah melakukan berbagai upaya agar memiliki anak. Salah satunya dengan mendatangkan banyak dukun untuk membacakan mantra agar Ratu hamil. Dan juga mereka berdua sering meminum bermacam-macam ramuan agar dapat memiliki keturunan. Namun, upaya yang dilakukan tidak membuahkan hasil sehingga keduanya sering di landa kesedihan yang mendalam. Karena sudah lama belum memiliki keturunan, suatu hari penasehat Kerajaan menyarankan mereka untuk mengangkat anak. Anak yatim piatu cukup banyak di Kerajaan Kutatanggeuhan. Anak yatim piatu itu berasal dari perwira dan prajurit Kerajaan yang gugur di medan perang. Raja dan Ratu di sarankan untuk mengangkat anak yatim piatu tersebut. Namun, keduanya tidak setuju. Dengan pertimbangan bahwa mereka masih mau berusaha untuk memiliki anak kandung. Dan memiliki anak kandung tentu saja akan berbeda rasanya dengan anak angkat. Raja dan Ratu Bertapa Agar Memiliki Anak Hingga suatu hari Raja dan Ratu memutuskan untuk bertapa di hutan selama beberapa minggu. Prabu Suwartalaya dan Ratu Purbamanah pamit utuk meninggalkan kerajaan dalam beberapa minggu. Sang Prabu meminta orang kepercayaannya untuk menjaga dan memerintah kerajaan selama Raja dan Ratu bertapa. Selama bertapa, Prabu Suwartalaya dan Ratu Purbamanah fokus untuk meminta keturunan. Hingga pada suatu hari ada suara tanpa wujud seolah sedang menjawab apa yang mereka inginkan. Suara tanpa wujud itu kemudian menanyakan maksud dan tujuannya bertapa kepada sepasang suami istri. Pasangan suami istri kemudian menjawab bahwa mereka ingin memiliki keturuan. Selanjutnya, suara itu menyuruh Prabu Suwartalaya dan Ratu Purbamanah untuk kembali ke Kerajaan Kutatanggeuhan. Kemudian selang beberapa minggu setelah keduanya bertapa di hutan, Ratu Purbamanah mulai menunjukkan tanda kehamilan. Setelah di cek, ternyata Ratu benar hamil. Berita baik ini langsung menyebar ke seluruh wilayah Kerajaan Kuta Tanggeuhan. Rakyat bersuka cita menyambut kabar baik tentang kehamilan Ratu. Dan para rakyat membanjiri istana dengan hadiah sebagai ungkapan rasa bahagia. Kelahiran Putri Raja Setelah kurang lebih sembilan bulan Ratu mengandung, lahirlah seorang bayi perempuan yang sangat cantik. Putri raja Kerajaan Kutatanggeuhan diberi nama Putri Gilang Rukmini. Rakyat kerajaan Kutatanggeuhan kembali mengirimi hadiah ke istana sebagai ungkapan senang atas lahirnya anak raja. Putri kecil raja tumbuh menjadi anak yang cantik dan lucu di usianya yang masih kecil. Dan menjadi putri yang sangat cantik di usianya yang masih remaja. Raja dan Ratu sangat menyayangi anak satu-satunya itu. Mereka memberikan apapun yang putrinya inginkan. Namun, karena terlalu menuruti apapun yang di inginkan anaknya. Putri Gilang Rukmini tumbuh menjadi gadis yang manja. Meskipun Putri Gilang Rukmini menjadi putri paling cantik di Kerajaan. Namun dia memiliki sifat yang tidak sopan. Ketika keinginannya tidak terpenuhi, Gilang Rukmini akan marah bahkan mengeluarkan kata-kata yang kasar. Namun Raja dan Ratu tetap menyayanginya dan selalu memperlakukan Gilang Rukmini dengan baik. Baca Juga √ Ringkasan Cerita Rakyat Telaga Bidadari dan Unsur Intrinsiknya Hadiah untuk Sang Putri Suatu hari ketika Putri Gilang Rukmini berusia tujuh belas tahun, Kerajaan Kutatanggeuhan mengadakan pesta besar-besaran. Rakyatpun berlomba-lomba mengirim hadiah yang bagus seperti emas dan permata untuk sang putri. Prabu Suwartalaya mengumpulkan hadiah emas dan permata tersebut untuk di jadikan kalung yang cantik. Prabu Suwartalaya kemudian membawanya ke ahli perhiasan. “Tolong ubah perhiasan ini menjadi kalung yang cantik untuk putriku tercinta”. Kata sang raja. “Dengan senang hati Yang Mulia Raja, hamba akan membuat kalung yang indah dan satu-satunya di dunia”. Jawab sang empu. Sang empu kemudian membuat kalung yang indah dengan sepenuh hati sesuai permintaan raja. Ketika hari perayaan tiba, hadiah perhiasan dari rakyat yang di kumpulkan raja berhasil di ubah menjadi kalung yang cantik oleh sang empu. Keindahan kalung tersebut membuat Raja dan Ratu kagum, sehingga keduanya yakin bahwa sang putri akan menyukainya. Seluruh rakyat pergi ke istana untuk merayakan ulang tahun putri Gilang Rukmini dengan penuh suka cita. Ketika Raja dan Ratu tiba di halaman istana, rakyat menyambut dengan penuh suka cita. Sambutan meriah semakin terdengar ketika sang putri muncul di hadapan semua orang. Seluruh rakyat mengagumi kecantikan sang putri. Di depan rakyat yang di pimpin dan di saksikan sang ratu, Prabu Suwartalaya memberikan kalung indah kepada Putrinya yakni Gilang Rukmini. “Putriku, kalung indah ini adalah hadiah untukmu. Pemberian rakyat Kerajaan Kutatanggeuhan yang sangat mencintaimu. Hadiah ini mereka persembahkan hanya untukmu sebagai ungkapan syukur melihatmu tumbuh dewasa. Pakailah kalung ini putriku!”. Kata Prabu. Namun hal yang tak terduga terjadi. Sang putri tidak mau menerima kado ulang tahun itu. Putri Gilang melempar kalung itu di depan orang tua dan rakyat Kerajaan Kutatanggeuhan yang mencintainya. Kalung yang indahpun menjadi rusak. Emas permatanya tersebar dimana-mana. “Aku tidak mau memakai kalung ini! Kalung ini sangat jelek!”. Sahut sang putri. Semua orang yang menyaksikan kejadian ini sangat kaget dan tidak menyangka dengan perlakuan sang putri. Seketika suasana menjadi hening, semua orang hanya bisa diam. Tiba-tiba terdengar suara tangis Ratu Purbamanah yang cukup keras. Dia tidak menyangka dengan sikap kurang sopan putrinya. Kemudian meledaklah tangis seluruh rakyat Kerajaan Kutatanggeuhan. Semua rakyat meneteskan air mata dan terus menangis. Sampai pada akhirnya air mata mulai membanjiri istana. Perlahan mata air muncul di halaman istana dan lama- lama alirannya semakin deras. Air terus keluar dari dalam bumi, sehingga menenggelamkan seluruh rakyat, raja, ratu dan sang putri. Volume air yang cukup banyak menenggelamkan seluruh wilayah Kerajaan Kutatanggeuhan. Hingga akhirnya tercipta sebuah telaga. Telaga ini selalu menampilkan warna yang berbeda di bawah sinar matahari, sehingga dikenal dengan sebutan Telaga Warna. Warna-warna itu di percaya masyarakat sebagai pantulan dari perhiasan Putri Gilang Rukmini yang menyebar di dasar telaga. Baca Juga √ Cerita Rakyat Asal Usul Kali Gajah Wong Unsur Intrinsik Asal Mula Telaga Warna Setelah membaca asal usul telaga warna secara keseluruhan, selanjutnya dapat kita analisis unsur intrinsiknya. Tema Tema CeritaTema cerita rakyat asal usul telaga warna adalah tentang anak yang durhaka pada orang tuanya. Karena perilaku durhakanya, datanglah suatu musibah yang menyebabkan dirinya dan semua orang di sekitarnya tenggelam hingga membentuk telaga. Tokoh dan Perwatakan Tokoh Cerita dan WataknyaTokoh utama dalam cerita rakyat ini ada tiga yaitu Prabu Suwartalaya, Ratu Purbamanah dan Putri Gilang Rukmini. Prabu Suwartayala adalah seorang raja Kerajaan Kutatanggeuhan yang bijaksana. Karena kebijaksanaan raja, rakyat hidup makmur dan sejahtera. Prabu Suwartayala juga di gambarkan sebagai sosok ayah yang mencintai putrinya dan penuh kasih sayang. Apapun yang putrinya inginkan, sang raja mengabulkannya. Ratu Purbamanah adalah istri Prabu Suwartalaya sekaligus Ratu Kerajaan Kutatanggeuhan yang sabar dan penuh kasih sayang. Kesabaran Ratu di buktikan dengan sikapnya ketika menginginkan anak dan kesabarannya membesarkan putri yang manja. Kasih sayang ratu terhadap putri sudah tidak dapat di ragukan lagi. Ratu sangat memperlakukan putrinya dengan baik. Putri Gilang Rukmini adalah anak Raja dan Ratu Kerajaan Kutatanggeuhan. Pada cerita asal usul telaga warna putri kerajaan memiliki sifat yang manja, kasar dan perilakunya buruk. Meskipun terlahir cantik jelita. Perilaku buruk putri Gilang di gambarkan ketika dia melempar kalung pemberian ayahnya. Hal ini menunjukkan bahwa putri tidak bisa menghargai pemberian orang yang menyayanginya. Alur Alur CeritaAlur cerita telaga warna adalah alur maju. Di bagian awal menceritakan tentang Kerajaan Kutatanggeuhan yang makmur dan sejahtera. Kemudian muncul konflik yaitu raja dan ratu yang tidak memiliki keturunan. Konflik pertama mampu teratasi dengan lahirnya seorang putri raja. Konflik selanjutnya muncul kembali yakni putri raja memiliki kepribadian yang kurang baik karena Raja dan Ratu terlalu memanjakannya. Puncak konfliknya terjadi ketika Putri Gilang Rukmini membuang kalung pemberian raja yang sebenarnya hadiah dari rakyatnya. Kemudian cerita ini di tutup dengan munculnya sumber mata air karena kesedihan rakyat dan orang tua putri. Yang pada akhirnya mata air itu menenggelamkan seluruh wilayah Kerajaan Kutatanggeuhan dan menjadi sebuah telaga. Latar Latar CeritaLatar cerita dalam legenda telaga warna ada dua tempat. Yang pertama di Istana Kerajaan Kutatanggeuhan dan kedua Hutan tempat Raja dan Ratu bertapa. Sudut Pandang Sudut Pandang CeritaSudut pandang dalam legenda telaga warna adalah sudut pandang orang ketiga. Karena legenda ini menceritakan kisah orang lain dengan menggunakan kata ganti orang ketiga seperti mereka dan dia. Amanat / Pesan Moral Psan Moral Cerita Amanat yang terkandung dalam cerita asal mula telaga warna yaitu hargailah pemberian orang lain dalam bentuk apapun. Pesan moral lainnya adalah bersikap baiklah kepada orang tua, durhaka kepada orang tua hanya akan membawa petaka. Terlalu memanjakan anak akan membawa dampak yang kurang baik kedepannya. Perlakukan anak sewajarnya, terlalu sayang sampai memanjakannya itu tidak baik Fakta Menarik Telaga Warna Selain menyimpan legenda yang di percaya dalam kalangan masyarakat, ada beberapa fakta unik telaga warna Jawa Barat. Kira-kira apa ya? Simak pembahasan berikut ini. Menjadi Tempat Wisata Meskipun telaga warna berasal dari legenda yang menyedihkan. Ternyata telaga warna merupakan salah satu tempat wisata yang cukup populer di Jawa Barat. Banyak pengunjung yang datang ke tempat ini. Baik dari dalam negeri maupun pengunjung dari luar negeri. Ketika mengunjungi tempat wisata telahar warna, banyak hal yang dapat di lakukan oleh pengujung. Seperti naik sampan hingga ke tengah danau, memberi makan monyet liar di sekitar telaga hingga naik wahana flying fox. Kita juga dapat mengabadikan momen dengan mengambil foto-foto keren berlatar telaga warna. Pemandangan alam yang indah dan mempesona sayang untuk di lewatkan. Penjelasan Ilmu Sains Tentang Perubahan Warna Telaga Secara ilmiah, pergantian warna telaga di pengaruhi oleh ganggang yang tumbuh di telaga. Ganggang adalah tumbuhan jenis algae yang hidup di sekitar telaga dan mempengaruhi warna air. Jika matahari cerah tidak di tutupi awan, maka kita dapat melihat perubahan warna yang di pantulkan telaga. Terkadang warnanya berubah menjadi kuning, coklat hingga menjadi warna hijau yang menyatu dengan warna pepohonan sekitar telaga. Penutup Nah, itulah ringkasan cerita asal mula telaga warna Jawa Barat. Gimana? Menarik bukan asal usulnya? Semoga legenda di atas dapat menginspirasi kita semua.
Cerita asal usul Telaga Warna. Cerita rakyat yang berasal dari Jawa Barat ini menceritakan terbentuknya sebuah danau Telaga Warna. Dalam bahasa sunda Telaga atau Talaga artinya danau, saat ini berlokasi di daerah Puncak, Kota Bogor. Ini bukan salah satunya dongeng rakyat yang ada, masih banyak lagi dongeng-dongeng yang menarik. Silahkan baca dongeng rakyat nusantara lainnya di sini Berikut ini adalah isi dari contoh dongeng Telaga warna lengkap dengan unsur Intrinsiknya, cocok untuk kamu yang sedang mencari referensi membuat naskah drama Cerita Asal Usul Telaga WarnaKesimpulan Dongeng Telaga WarnaUnsur Intrinsik Danau Telaga WarnaAmanat atau Pesan Moral CeritaVideo dongeng cerita asal usul Telaga Warna Cerita Asal Usul Telaga Warna Zaman dahulu ada sebuah kerajaan di daerah Jawa Barat yang dipimpin oleh seorang Prabu, bernama Prabu Suwartalaya, Dia adalah Raja yang baik dan bijaksana. Negeri itu sangat makmur dan tenteram, tidak ada satupun rakyat yang kelaparan. Semua kebahagiaan itu belum lengkap, karena sang Prabu belum memiliki anak, penasehat perabu menyarankan agar mereka mengangkat anak, namun Prabu dan Ratu Purbamanah tidak setuju, bagi mereka anak kandung tetaplah lebih baik. Ratu Purbamanah sering murung bahkan sampai menangis, tentunya itu membuat Prabu terbawa perasaanya dan ikut sedih. Akhirnya Prabu pergi ke hutan untuk bertapa di Gua, berdoa untuk dikaruniai seorang anak. Beberapa bulan kemudian, sang Ratu pun hamil, berita kehamilannya dirayakan oleh semua penduduk, mereka membanjiri istana dengan berbagai hadiah. Baca juga Legenda Danau Toba Tidak terasa 9 bulan telah berlalu, sang Ratu melahirkan seorang Putri cantik yang selama ini meraka dambakan. Putri itu diberinama Gilang Rukmini. Tahun berganti tahun, sang putri menjadi gadis yang sangat cantik jelita. Prabu dan Ratu memberikan apa yang dia inginkan, namun sayang itu menjadikan dia anak manja dan susah diatur. Semua keinginannya harus dikabulkan, tanpa terkecuali. Menginjak usia remaja, sang Putri menjadi anak paling cantik di Kerajaan itu. Dalam beberapa hari ke depan, Putri akan berusia 17 tahun, seluruh negeri ikut bersiap-siap untuk merayakannya. Sang Prabu membawa beberapa batu permata dan emas ke ahli perhiasan, untuk dibuatkan kalung yang indah. Hari ulang tahun pun tiba, penduduk negeri berkumpul di alun-alun istana, semua orang menyambut dengan gembira kedatangan Raja Prabu Suwartalaya dan Ratu Purbamanah. Sambutan semakin terdengar meriah, ketika Putri yang cantik jelita muncul di hadapan semua orang. Sang Prabu yang melihat kedatangan anaknya, bergegas bangkit dari kursinya, untuk menyerahkan kalung yang sangat indah, “Putriku tercinta, kalung ini pemberian semua rakyat dari penjuru negeri, mereka sangat mencintaimu, pakai lah kalung ini Nak” Putri menerima kalung itu, kemudian mengamatinya sekilas, dengan kasar sang Putri melemparkannya, “Aku tidak mau memakainya, kalung ini jelek.” Sang prabu dan semua rakyat sangat terpukul. Tiba-tiba sang Ratu menangis tersedu-sedu, hatinya sangat terluka. Melihat Ratu menangis, seluruh warga ikut menangis, kesedihan yang mendalam membangkitkan murka Tuhan. Saat kesedihan melanda, tiba-tiba muncullah semburan dari tempat kalung itu dilemparkan, sampai akhirnya membanjiri daerah itu, sampai akhirnya membentuk sebuah danau yang indah. Warna-warna indah yang timbul dari danau dipercaya berasal dari kalung itu. Sekarang danaunya masih ada dan disebut danau Telaga Warna. Baca juga Malin kundang anak durhaka Kesimpulan Dongeng Telaga Warna Ini adalah kesimpulannya Seorang Raja bernama Prabu Suwartalaya dan permaisurinya bernama Purbamanah, berharap dan berdoa mendapatkan seorang anak, namun setelah mereka memilikinya, anak itu tumbuh jadi anak yang manja, mudah marah, dan kurang ajar terhadap orang tuanya. Putri Gilang Rukmini adalah namanya, perbuatan yang paling melukai hati Raja, Ratu, dan Rakyatnya adalah ketika dia melemparkan hadiah ulang tahun yang sudah dipersiapkan sejak lama. Tindakan itu juga yang membuat murka Tuhan, sehingga mengeluarkan air di sekitar kalung hadiah itu, sampai akhirnya menjadi sebuah telaga. Unsur Intrinsik Danau Telaga Warna Berikut ini adalah unsur intrinsik dongeng cerita rakyat danau Telaga Warna Tema Tentang kemanusiaan Alur Pada dongeng rakyat ini menggunakan alur maju Tokoh dan watak Raja Prabu Suwartalaya penyayang, bijaksana, baik hati Ratu Purbamanah penyayang, penyabar Putri Gilang Rukmini Manja, pemarah, kurang ajar Setting Latar Latar tempat Istana, Gua Latar suasana Sedih, senang, mengejutkan Amanat atau Pesan Moral Cerita Pemberian yang tulus dari seseorang sebaiknya kita terima dengan baik, meski mungkin tidak seperti yang kita inginkan. Menghormati pemberian orang lain adalah salah satu contoh hidup rukun, baca manfaat hidup rukun. Video dongeng cerita asal usul Telaga Warna Berikut ini adalah video dongeng cerita rakyat nusantara singkat Teman, itu saja yang dapat aku tuliskan tentang ciri-ciri yang sesuai dengan cerita asal usul Telaga Warna, semoga bermanfaat. Tolong koreksi ya, soalnya ini adalah tugas sekolah yang aku buat.
Telaga sebenarnya adalah istilah lokal yang dipergunakan untuk memberikan nama cekungan daratan yang terisi air ketika musim penghujan dan menjadi ekosistem perairan yang menggenang. Selain itu telaga juga dapat diartikan sebagai badan air yang terus ada untuk jangka waktu yang cukup lama dimana partikel-partikel yang mengendap di dalamnya dapat dimanfaatkan oleh komunitas produsen primer yaitu fitoplankton untuk berfotosintesis. Telaga terlihat seperti semacam danau yang kecil dimana sinar matahari bahkan dapat mencapai dasarnya. Berdasarkan prosesnya secara umum telaga terbentuk secara alami karena peristiwa vulkanik dan tektonik. Didaerah karst telaga terbentuk karena topografi daerah karst yang secara alamiah terdapat cekungan sehingga akan tergenang air ketika musim penghujan. Struktur Telaga Warna Struktur perairan telaga dapat dibedakan berdasarkan wilayahnya, yaitu horisontal dan vertikal. Wilayah horisontal dibagi menjadi dua yaitu Zona Litoral Zona Litoral berfungsi menyuplai materi organik ke dalam telaga. Ciri-ciri dari zona ini adalah Berbatasan langsung dengan pinggiran Banyak ditumbuhi oleh tumbuhan air Kedalamnannya relatif dangkal Smith dan Thomas, 2000 Cahaya matahari mampu menembus dengan optimal Zona Limnetik Zona Limnetik merupakan daerah yang terletak di tengah perairan atau telaga yang merupakan badan air yang terpapar langsung cahaya tanpa penghalang. Organisme yang terbanyak ditemukan di daerah ini adalah zooplankton dan fitolankton. Odum,1996 Sejarah, Legenda dan Asal Usul Telaga Warna Pada zaman dahulu, terdapat sebuah kerajaan di Jawa Barat bernama Kutatanggeuhan. Kutatanggeuhan ialah kerajaan yang makmur dan juga damai. Rakyatnya hidup tenang dan sejahtera karena dipimpin oleh seorang raja yang bijaksana, bernama Prabu Suwartalaya dan permaisurinya bernama Ratu Purbamanah. Raja dan ratu sangatlah bijaksana sehingga kerjaan yang dipimpin bisa menjadi kerajaan yang makmur dan tenteram. Semua sangat membahagiakan. Namun sayangnya, Prabu dan istrinya belum dikaruniai seorang anak. sehingga membuat pasangan kerajaan itu sedih. Penasehat Prabu menyarankan, supaya mereka mengangkat untuk mengangkat anak. Tetapi Prabu dan Ratu tidak menyetujui saran tersebut. “Buat kami, anak kandung lebih baik dari pada anak angkat,” jawab mereka. Ratu Murung Ratu sering murung dan juga menangis. Sampai Prabu pun ikut bersedih melihat istrinya. kemudian Raja pergi ke hutan untuk tujuan bertapa. Di sana sang Prabu terus berdoa, supaya mereka dikaruniai anak. Beberapa bulan kemudian, keinginan mereka akhirnya terkabul. Ratu telah hamil. Seluruh rakyat di kerajaan itu merasa senang sekali sampai mereka membanjiri istana dengan hadiah. Sembilan bulan kemudian, Ratu melahirkan seorang putri yang diberinama dengan Gilang Rukmini . Penduduk negeri pun kembali mengirimi putri kecil itu dengan aneka hadiah. Bayi itu tumbuh menjadi anak yang sangat lucu. Beberapa tahun kemudian ia menjadi remaja yang cantik. Prabu dan Ratu begitu menyayangi putrinya. Mereka memberikan anaknya apa pun yang dia inginkan. Akan tetapi itu membuatnya menjadi seorang gadis yang manja. Apabila keinginannya tidak terpenuhi, maka gadis itu akan marah bahkan sering berkata kasar. Meskipun begitu, orangtua beserta rakyat di kerajaan masih mencintainya. Hari begitu cepat berlalu, Putri tumbuh menjadi seorang gadis tercantik di seluruh negeri. Menginjak usia Putri akan 17 tahun. Maka para penduduk negeri itu pergi ke menuju istana. Mereka membawa banyak aneka hadiah yang sangat indah. Prabu mengumpulkan hadiah-hadiah tersebut, untuk menyimpannya dalam ruangan istana. Sewaktu-waktu, ia bisa memakainya untuk kepentingan rakyat. Prabu hanya mengambil sedikit emas dan juga permata. Ia membawanya ke ahli perhiasan dan berkata “Tolong, buatkan kalung yang sangat indah untuk putriku,”. “Dengan senang hati, Yang Mulia,” jawab ahli perhiasan. Kemudian Ia mulai bekerja sebaik mungkin, dan dengan sepenuh hati. Ia ingin membuat kalung yang paling indah di dunia, dikarenakan ahli perhiasan ini begitu menyayangi Putri. Ulang Tahun Putri Hari ulang tahun putri pun tiba. Para penduduk negeri berkumpul disekitar alun-alun istana. Ketika Prabu dan Ratu datang, orang menyambutnya dengan rasa gembira. Sambutan hangat makin terdengar, ketika Putri yang cantik jelita terlihat di hadapan semua orang yang mengagumi kecantikannya. Prabu lalu bangkit dari kursinya dan sudah memegang sebuah Kalung yang indah. “Putriku tercintaku, hari ini aku berikan kalung ini untukmu. Kalung ini pemberian orang-orang dari penjuru negeri. Mereka begitu mencintaimu. Mereka memberikan hadiah ini, karena mereka gembira melihatmu tumbuh menjadi dewasa. Pakailah kalung ini, Nak,” kata Prabu. Putri menerima kalung tersebut. Lalu ia melihat kalung itu sekilas dan berkata “Aku tak mau menggunakannya. Kalung ini jelek!”. Kemudian ia melemparkan kalung itu sehingga Kalung yang indah itu pun menjadi rusak. Emas serta permatanya tersebar di lantai. Kejadian Itu sungguh mengejutkan. Tidak ada seorang pun yang menyangka, Putri akan bertindak seperti itu. Tidak ada seorang pun yang bicara. Suasana menjadi hening. Dengan tiba-tiba tangis Ratu Purbamanah terdengar. Dia merasa sangat sedih melihat kelakuan dari putrinya. Akhirnya semua pun ikut meneteskan air mata, sampai istana pun basah karena air mata mereka. Mereka terus menangis sampai air mata mereka membanjiri istana, dan tiba-tiba saja dari dalam tanah keluar air yang sangat deras, yang semakin lama semakin banyak. Yang pada akhirnya kerajaan Kutatanggeuhan tenggelam dan terciptalah sebuah danau yang sangat indah. demikianlah artikel dari mengenai Asal Usul Telaga Warna Pengertian, Struktur, Legenda Beserta Sejarahnya, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semuanya.
- Jenis cerita fiksi Asal Mula Telaga Warna adalah . . . Ini penjelasannya. Pertanyaan tersebut di atas merupakan materi Tema 8 Kelas 4 SD/MI, Pembelajaran 2 Subtema 1, halaman 18. Subtema 1 berjudul Lingkungan Tempat Tinggalku, bagian dari Tema 8 Daerah Tempat Tinggalku, Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 edisi revisi 2017. Berikut kunci jawaban Tema 8 Kelas 4 halaman 18 Bacalah kembali cerita "Asal Mula Telaga Warna" dan "Kasuari dan Dara Makota". Kemudian, identifikasilah jenis cerita fiksi tersebut. – Jenis cerita fiksi Asal Mula Telaga Warna adalah Legenda – Penjelasan Asal Mula Telaga Warna tersebut mengisahkan asal mula terjadinya suatu tempat, yaitu Telaga Warna. Asal Mula Telaga Warna Dahulu kala di Jawa Barat, ada Raja dan Permaisuri yang belum dikarunia anak. Padahal, mereka sudah bertahun-tahun menunggu. Akhirnya, Raja memutuskan untuk bertapa di hutan. Di hutan Raja terus berdoa kepada Yang Maha Kuasa. Raja meminta agar segera dikarunia anak. Doa Raja pun terkabul. Permaisuri melahirkan seorang bayi perempuan. Raja dan Permaisuri sangat bahagia. Seluruh rakyat juga bersuka cita menyambut kelahiran Putri Raja. Raja dan Permaisuri sangat menyayangi putrinya. Mereka juga sangat memanjakannya. Segala keinginan putrinya dituruti. Tak terasa Putri Raja telah tumbuh menjadi gadis yang cantik. Hari itu dia berulang tahun ketujuh belas. Raja mengadakan pesta besarbesaran. Semua rakyat diundang ke pesta. Raja dan Permaisuri telah menyiapkan hadiah istimewa berupa kalung. Kalung terbuat dari untaian permata berwarna-warni. Saat pesta berlangsung, Raja menyerahkan kalung itu.
asal usul telaga warna dalam bahasa jawa